title
Puji syukur kehadirat hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Pada kesempatan kali ini, saya akan membahas tentang “kebijakan ekonomi dan politik system
pemerintahan SBY”. Saya menyadari bahwa makalah ini, masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu saran dan kritik yang membangun sangat saya harapkan.
Kiranya cukup sekian yang dapat saya sampaikan. Ada kurang dan lebihnya saya mohon maaf.
Terima kasih.
Palu, 15 Desember 2018
Adriansyah Mohi
Daftar isi
Kata pengantar………………………………………………………….
Daftar isi…………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar belakang……………………………………………….
B. Rumusan masalah…………………………………………
C. Tujuan………………………………………………………….
D. Manfaat………………………………………………………..
Bab II PEMBAHASAN
Bab III PENUTUP
Kesimpulan……………………………………………………………..
Saran …………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebijakan di Indonesia selalu terjadi dari tahun ke tahun dan dari presiden ke presiden
tersebut terjadi pada segala aspek kehidupan. Baik politik, ekonomi, serta ideologi. Banyak
kebijakan-kebijakan yang telah dilakukan oleh setiap presiden yang menjabat. Banyak faktor
yang menuntut agar Indonesia dapat pembangunan lebih pesat lagi. Salah faktornya adalah
perkembnagan dunia yang telah memasuki era globalisasi. Hal ini menuntut negara-negara
didunia, Selian itu juga ada beberapa perubahan-perubahan yang terjadi di Indonesia dan
selanjutnya mendukung pembangunan di Indonesia. Antara lain, Sistem Perencanaan Terpusat
pada masa Orde Baru telah menciptakan kolusi, korupsi, dan nepotisme. Privatisasi dan
deregulasi masa itu juga digunakan untuk memindahkan hak milik negara kepada kroni
penguasa politik. Akibatnya, produktivitas dan efisiensi perekonomian nasional kita menjadi
semakin menurun dan baru berakhir pada krisis tahun 1997-1998.
Pasca reformasi, sistem pun berubah ke pola yang lebih demokratis dan adanya otonomi
daerah. Sistem politik yang demokratis dan sistem pemerintahan yang didasarkan pada
otonomi daerah juga menuntut adanya transparansi serta akuntabilitas keuangan Negara
Namun, ada beberapa kebijakan-kebijakan dari presiden yang menimbulkan pro dan kontra di
kalangan masyarakat. Sesungguhnya, apapun kebijakan dari presiden harus sesuai dengan
aspirasi rakyat dan bertujuan untuk menyejahterakan rakyat.
B. Rumusan Masalah
Makalah ini akan membahas tentang keadaan politik, ekonomi, serta ideologi dari presiden
pertama Republik indonesia singga presiden keenam.
C. Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai dalam makalah ini adalah untuk mengetahui tentang keadaan
politik, ekonomi, sosial, serta ideology dari presiden SBY.
D. Manfaat
Manfaat dari pembuatan karya ilmiah ini adalah:
1. Meningkatkan pengetahuan tentang sejarah keadaan Indonesia yang dilihat dari berbagai
aspek.
2. Makalah ini dapat digunakan sebagai acuan agar kita dapat ikut serta dalam mengawasi
pemerintah saat ini.
3. Meningkatkan pengetahuan tentang kebijakan di Indonesia yang dilihat dari berbagai
aspek.
BAB II
PEMBAHASAN
PRESIDEN RI ‘’ Susilo Bambang Yudhoyono’’
Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono adalah Presiden RI ke enam dan Presiden pertama
yang dipilih langsung oleh Rakyat Indonesia. Bersama Drs. M. Jusuf Kalla sebagai wakil
presidennya, beliau terpilih dalam pemilihan presiden di 2004 dengan mengusung agenda
“Indonesia yang lebih Adil, Damai, Sejahtera dan Demokratis”, mengungguli Presiden
Megawati Soekarnoputri dengan 60% suara pemilih. Pada 20 Oktober 2004 Majelis
Permusyawaratan Rakyat melantik beliau menjadi Presiden. Pada tanggal 20 Oktober 2009,
Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono kembali di lantik sebagai Presiden RI untuk periode 2009-
2014, setelah bersama pasangannya Prof. Dr. Boediono memenangkan Pemilihan Umum
Presiden pada 8 Juli 2009 dalam satu putaran langsung dengan memperoleh 60,80%,
CONTOH – CONTOH KEBIJAKAN PEMERINTAHAN SUSILO BAMBANG
YUDHOYONO
Kebijakan pembatasan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang akan dilakukan pada 1 April oleh
pemerintah, dimana saat ini masih berada dalam tahap perundingan dengan Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR). Jika kebijakan tersebut jadi diterapkan maka hal ini dinilai sebagai perjudian
besar bagi pemerintah. Kebijakan yang akan dimungkinkan terjadi 1 april nanti merupakan
perjudian yang sangat besar bagi pemerintahan SBY, karena menyangkut reputasi pemerintah
kedepan dan akan membahayakan posisi capres dari kalangan pemerintah saat ini nantinya dia
menambahkan dengan semakin dekatnya perang politik yang akan terjadi di 2014, maka
kebijakan pembatasan ini akan menentukan reputasi pemerintahan Susilo Bambang Yudoyono
(SBY). Eep melanjutkan bahwa kebijakan ini merupakan kebijakan lama dimana pada waktu
sebelumnya pembatasan BBM tidak efektif terlaksana. “Ini adalah kebijakan lama dan sudah
dicoba dilaksanakan dulu namun tidak efektif. Hal ini itu cukup membuat citra pemerintah
jatuh menurutnya alasan akan menjadi sangat jelas ketika berbicara dampak yang akan terjadi
oleh kebijakan ini. Diungkapkan Eep, yang pasti kebijakan tersebut tertuju pada gejolak
masyarakat yang timbul apalagi pertamina sebagai regulator sudah menyatakan tidak siap
secara teknis. Pada beberapa waktu lalu direktur pertamina mengatakan bahwa mereka tidak
siap secara teknis dan masyarakat mendengar itu. Apa tidak akan terbayang yang dipikirkan
masyarakat nanti beserta aksinya apalagi, pemerintah pun belum menentukan apa yang harus
dilakukan, pungkasnya TK sebagai Pendidikan Pra-Sekolah Taman Kanak-kanak (TK)
merupakan pendidikan pra-sekolah yang diselenggarakan bagi anak usia 4 – 6 tahun.
Pendidikan TK bukan merupakan pra-syarat untuk memasuki jenjang sekolah dasar, sehingga
bukan merupakan kewajiban bagi anak untuk memasuki TK. Penyelenggaraan TK
dimaksudkan untuk mempersiapkan anak untuk memasuki dunia belajar, sehingga anak akan
relatif lebih siap untuk belajar di sekolah dasar daripada anak yang langsung masuk ke SD
tanpa melalui TK. Taman Kanak-kanak bukanlah sekolah, sehingga sistem pembelajaran yang
diterapkan pada TK tidak bisa disamakan dengan SD. Beberapa prinsip yang harus
diperhatikan dalam pembelajaran di TK antara lain bahwa belajar sambil bermain dan bermain
seraya belajar. Bahwa dunia anak usia TK adalah dunia bermain dan sedang dalam masa
pertumbuhan sehingga belum waktunya bagi anak usia TK untuk belajar sebagaimana yang
dilaksanakan di sekolah. Dengan demikian tidak seharusnya anak TK dipaksakan untuk bisa
membaca, menulis, dan berhitung sebagaimana tuntutan beberapa orang tua. Kemampuan
membaca, menulis dan berhitung akan diperoleh pada saat anak duduk di bangku sekolah.
Prinsip yang lain misalnya bahwa anak TK sedang belajar bersosialisasi. Anak TK pada
umumnya masih sangat lekat dengan orang tua maupun keluarganya. Dengan demikian perlu
ada masa belajar untuk “memisahkan” diri dari orang tua dan mulai berkenalan dengan orang
lain. Kemampuan untuk berinteraksi dengan anak lain dari kalangan dan keluarga lain perlu
dikembangkan, untuk memberikan bekal dalam bersosialisasi dengan masyarakat.
Standar Pelayanan Minimal (SPM) TK
Sesuai dengan kebijakan Pemerintah tentang standarisasi pendidikan, penyelenggaran
pendidikan TK harus memenuhi standar pelayanan minimal sebagai berikut.
1. Program kegiatan belajar TK merupakan satu kesatuan program kegiatan belajar yang
utuh dan harus dilandasi oleh pembinaan kehidupan beragama untuk meningkatkan
keimanan dan ketakwaan anak didik terhadap Tuhan Yang Maha Esa;
2. Program kegiatan belajar dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, kemampuan
dan kondisi daerah dan menekankan pada pembentukan perilaku dan pengembangan
kemampuan dasar;
3. Prinsip pembelajaran di TK adalah bermain sambil belajar atau belajar seraya bermain;
4. Bahasa pengantar dalam pembelajaran di TK adalah bahasa Indonesia, sedangkan
untuk daerah yang memerlukan bisa menggunakan bahasa daerah sebagai pengantar.
Program Peningkatan Mutu dan Relevansi Pendidikan
Beberapa program yang berkaitan dengan peningkatan mutu dan relevansi pendidikan TK
antara lain:
1. Peningkatan profesionalisme guru TK melalui kegiatan pelatihan/penataran sistem
pembinaan profesinal (SPP) baik di tingkat pusat maupun daerah;
2. Pengangkatan guru PNS oleh Dinas Pendidikan setempat yang dilaksanakan
berdasarkan USB TK Negeri Pembina/ Percontohan tingkat Kabupaten/Kota dengan
kualifikasi pendidikan SPGTK, PGTK dan DII-PGTK;
3. Peningkatan kinerja pengawas TK/SD melalui kegiatan pelatihan khusus bagi
pengawas TK/SD;
4. Penerapan paradigma baru dunia pendidikan yakni: schooling ke learning, instructive
ke fasilitatif, knowledge ke competency based (manajemen berbasis sekolah),
centralization ke decentralization, dan government role ke community role (masyarakat
madani);
5. Menyusun materi kegiatan dalam PKB TK sesuai dengan tingkat perkembangan peserta
didik dan kondisi lingkungannya;
6. Menyelenggarakan TK dengan memperhatian prinsip-prinsip PKB TK, bermain,
lingkungan anak;
7. Peningkatan Mutu TK Pembina Tingkat Propinsi sebagai Gugus TK Rujukan;
8. Lomba kreativitas bagi guru/kepala TK;
9. Lomba Gugus TK;
10. Lomba UKS TK;
11. Lomba Kinerja TK;
12. Memberikan dana bantuan langsung (block grant) kepada TK untuk peningkatan mutu.
Program Peningkatan Efisiensi dan Efektivitas Pendidikan TK
Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam Penyelenggaraan TK
Dalam rangka meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sejak dini, pemerintah
perlu mengajak masyarakat lebih berperan aktif dalam penyelenggaraan pendidikan TK.
Dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat terhadap penyelenggaraan TK ditempuh
strategi sebagai berikut:
1. Pemanfaatan lembaga yang ada dengan memperluas kesempatan kepada lembaga-lembaga
di masyarakat untuk mendirikan TK;
2. Mempermudah jalur birokrasi dengan menyederhanakan proses izin, penyebaran informasi
tentang TK, serta membuat perda untuk penyelenggaraan TK;
3. Menjalin kemitraan dengan dunia usaha, LPTK, organisasi keagamaan, organisasi di
bawah GOPTKI serta dengan DPRD Tingkat II;
4. Dalam penyelenggaraan TK di pedesaan yang harus disadari adalah pendidikan TK untuk
anak usia 4-6 tahun sangat perlu dan adanya motivasi yang kuat serta kerjasama masyarakat
untuk menyelenggarakan TK di pedesaan;
5. TK masuk desa umumnya dibentuk untuk membantu anak usia taman kanak-kanak yang
orangtuanya kurang mampu dari segi keuangan.
a. Kebijakan ekonomi pada masa SBY
Masuknya dana-dana asing yang diserap pemerintah melalui utang dan hibah luar
negeri dianggap telah menyebabkan terjadinya intervensi asing dalam berbagai kebijakan
pemerintah. "Konsekuensi politik dari utang-utang luar negeri juga mendorong dilakukan
liberalisasi ekonomi. Contohnya adalah UU minyak dan gas, UU sumber daya air, UU energi,
banyak sekali," ujar Ketua Koalisi Anti Utang Dani Setiawan dalam diskusi Kemandirian
Bangsa "Kebijakan Pro Asing+Utang SBY=Negara Bangkrut!" di kawasan Tebet, Jakarta
Selatan, Minggu (7/7/2013). Bahkan, lanjut Dani, melalui UU Penanaman Modal, pihak asing
dapat menguasai sektor-sektor strategis di Indonesia hingga 95 persen. Kebijakan ekonomi
pemerintahan SBY menurutnya telah diarahkan untuk membuka masuknya produk-produk
impor dari negara lain. Dani menyebut, ada semacam upaya untuk membangkrutkan negeri ini,
selain melalui bunga utang, juga dengan cara memaksa pemerintah melegalisasi praktek
liberalisasi dan penguasaan sumber daya strategis oleh asing. "Jangan heran kalau pemerintah
tidak bisa meningkatkan pendapatan negara, khususnya dari sumber daya alam, karena itu
sudah dikuasai asing. Sudah APBN kita dikuras 20-30 persen untuk bayar utang, sumber daya
kita juga dikuasai oleh asing," tukasnya. Ia juga menilai faktor kepemimpinan SBY amat
berperan dalam terjadinya liberalisasi ekonomi di Indonesia. "Faktor SBY jadi penting. Bank
Dunia sempat mengeluarkan report, bahwa pemerintahan SBY memiliki peran penting dalam
hubungan Indonesia dengan pihak luar khususnya bank dunia. Ternyata utang bank dunia
memang menunjukkan hal serupa. Utang di Bank Dunia meningkat tajam. Maka saya katakan
juga SBY memiliki jadi faktor penting dalam hal ini," tandasnya.
b. Kebijakan politik pemerintahan SBY
Permasalahan Birokrasi pada Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono
Secara garis besar, ada tiga permasalahan yang terjadi pada birokrasi pemerintahan
Susilo Bambang Yudhoyono, diantaranya adalah:
1. Korupsi
Adanya perubahan nilai yang terjadi di masyarakat mengenai korupsi bukanlah hal
yang mengada-ada. Perilaku korupsi yang terjadi secara terus menerus berhasil membentuk
sebuah pembenaran bahwa perbuatan yang dilakukan bukanlah korupsi. Contoh sederhana
adalah ketika mengurus KTP, SIM atau surat-surat penting lainnya, maka masyarakat
cenderung memberikan uang pelicin. Alasannya cukup klasik, yakni karena pasrah dengan
keadaan setelah menghadapi kenyataan dokumen-dokumen tersebut tidak keluar padahal
sudah mengikuti seluruh prosedur. Hal ini dapat terjadi karena pameo yang cukup populer di
kalangan birokrat adalah “kalau bisa dipersulit mengapa harus dipermudah?” Sehingga
mau/tidak mau, suka/tidak suka, masyarakat harus mengikuti prosedur tambahan. Jika tidak
ingin terjebak dalam proses birokrasi yang berbelit-belit, masyarakat sudah paham bagaimana
cara mengatasinya.
a. Sebab-Sebab Korupsi Birokrasi
Menjadi sesuatu yang sangat penting untuk dipahami bahwa yang namanya sebuah
kejahatan tidak akan pernah berakhir dimuka bumi. Yang pasti, angka-angka kejahatan hanya
dapat diminimalisir. Sebagaimana hasil penelitian Thomas Moore, selama 25 tahun ada 72.000
pencuri yang digantung di daerah dengan jumlah penduduk tiga sampai empat juta orang saja,
tetapi kejahatan terus saja merajalela. Menurut moore, dengan kekerasan saja tidak akan
membendung kejahatan. ahui terlebih dahulu apa yang menjadi penyebab. Adapun penyebab-
penyebab korupsi diantaranya:
1. Kebudayaan atau Kultur.
Perilaku para birokrat kita adalah bagaimana cara untuk mempersulit proses birokrasi. Karena
tidak ingin dipersulit maka masyarakat memilih untuk memberi uang pelicin, itu baru
dikalangan birokrat rendahan. Bagaimana dengan kalangan birokrat tinggi? Sama saja, sebagai
bukti adalah bagaimana para birokrat tinggi menjadikan program-program pembangunan
sebagai lahan korupsi. Yang dijadikan sebagai sapi perahan tentu saja para pengusaha-
pengusaha. Di daerah pengusaha dijadikan objek pemerasan, dan didepan hukum para
pengusaha sering dipersalahkan dan dituduh menyuap.
Soedarso di dalam bukunya menyebut dalam hubungan meluasnya korupsi di Indonesia,
apabila milieu itu ditinjau lebih lanjut, yang perlu diselidiki tentunya bukan milieu orang satu
persatu, melainkan yang secara umum meliputi, dirasakan dan memengaruhi kita semua orang
Indonesia. Dengan demikian, mungkin kita bisa menemukan sebab-sebab masyarakat kita
dapat menelurkan korupsi sebagai way of life dari banyak orang, mengapa korupsi itu secara
diam-diam di-tolereer, bukan oleh penguasa, tetapi oleh masyarakat sendiri. Kalau masyarakat
umum mempunyai semangat anti korupsi seperti mahasiswa pada waktu melakukan
demonstarasi anti korupsi, maka korupsi sungguh-sungguh tidak dikenal.
Menjadi sebuah catatan dari pendapat Soedarso di atas adalah “seperti mahasiswa pada
melakukan demonstrasi anti korupsi”. Dapat ditarik sebuah hipotesis, bahwa diluar
demonstrasi mahasiswa juga sebenarnya melakukan korupsi. Argumen ini di dasari atas
pengertian korupsi itu sendiri. Korupsi berasal dari kata berbahasa latin, yakni corruptio atau
corruptus yang berasal dari kata corrumpere. Kemudian turun ke bahasa-bahasa Eropa, seperti
Inggris yaitu corruption, corrupt; dan Belanda yakni corruptie. Secara harfiah, kata korupsi
memiliki arti kebusukan, keburukan, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari
kesucian, kata-kata atau ucapan yang menghina atau memfitnah.
Jadi, korupsi sebenarnya tidak hanya menyangkut persoalan keuangan negara atau
perekonomian negara, namun sangat luas. Perbuatan-perbuatan seperti membayar orang lain
untuk mengerjakan tugas, membayar petugas adminstrasi, atau bahkan yang lebih parah lagi
adalah membayar sang dosen untuk mendapatkan nilai yang bagus. Cerita mengenai
penempaan tugas akhir atau skripsi merupakan kisah yang tidak akan pernah berakhir.
Keseluruhan perbuatan tersebut termasuk ke dalam perbuatan korupsi.
Sebuah realita bagaimana korupsi sudah dilegalkan oleh hampir seluruh lapisan
masyarakat. Bahkan legalisasi korupsi itu sendiri dilakukan oleh agent of social change, agent
of social control (mahasiswa).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa kebijakan berpengaruh besar terhadap
ketahanan politik nasional IndonesiaMenjalankan politik luar negeri yang bebas aktif,
kemudian bergabung dalam gerakan non blok.Menolak paham imperialisme dan
kolonialisme, menolak untuk membubarkan PKI.Perekonomian Indonesia pada masa
pemerintahan Soekarno menggunakan ekonomi liberal dan bergantian dari ekonomi liberal
ke komando. Selanjutnya sistem ekonomi Indonesia awalnya menggunakan mata uang ORI
menjadi mata uang rupiah.
B. Saran
Berbagai kasus anarkistis yang mengikuti kebijakan yang dilakukan berdasarkan
kesimpulan diatas, dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut:
1. Perlunya masukan, kritik dan saran dari segala lapisan masyarakat pada pemerintah
agar pembangunan Indnesia lebih baik lagi.
2. Seharusnya ada kerjasama dari segala pihak untuk menyukseskan pembangunan
Indonesia.
3. Kita harus mendukung kinerja pemerintah agar dapat menjalankan tugasnya dengan
baik.
4.
MAKALAH BAHASA INDONESIA
“ KEBIJAKAN POLITIK DAN EKONOMI “
DISUSUN OLEH :
ADRIANSYAH MOHI
C 301 18 440
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TADULAKO
2019
Source
No comments:
Post a Comment