Sunday, March 31, 2019

Li Keqiang instruksikan perusahaan Cina serap tenaga kerja Indonesia

cina, jokowiHak atas foto
EPA



Image caption

Dalam pertemuannya dengan Presiden Joko Widodo di Istana Bogor, Perdana Menteri Cina, Li Keqiang, menekankan bahwa perusahaan Cina harus menggunakan sebagian besar tenaga kerja Indonesia.

Perdana Menteri Cina, Li Keqiang, menginstruksikan seluruh perusahaan negaranya yang beroperasi di Indonesia untuk menyerap tenaga kerja lokal.

Hal itu dikemukakan Li seusai bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Gedung Induk Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin (07/05).

Li berkata, korporasi dari negaranya harus memperluas lapangan pekerjaan bagi warga lokal, bukan membawa pekerja dari luar negeri, termasuk Cina.

"Kami akan menekankan, perusahaan Cina harus menggunakan sebagian besar tenaga kerja Indonesia, baru mendapatkan keuntungan," kata Li, sebagaimana dilaporkan wartawan BBC Indonesia, Abraham Utama.

Dalam sesi jumpa pers yang sama, Jokowi tidak membicarakan isu tenaga kerja Cina.

Merujuk data Kementerian Ketenagakerjaan, jumlah tenaga kerja asing asal Cina di Indonesia hingga 2017 mencapai 24.804 orang. Jumlah ini terus meningkat sejak 2007 yang saat itu baru mencapai 4.301 orang.

Singapura yang jumlah realisasi investasinya paling banyak di Indonesia, tercatat menempatkan 1.915 tenaga kerja tahun 2017. Adapun, Jepang dan Korea Selatan masing-masing memiliki 13.540 dan 9.521 tenaga kerja di Indonesia.

Li menuturkan, ia juga akan mendorong lebih banyak perusahaan Cina untuk berinvestasi di Indonesia, terutama dalam koridor investasi yang ditawarkan, yaitu pembangunan pelabuhan dan tempat pengolahan ikan, serta pengembangan ekonomi pesisir.







Hak atas foto
AFP/Getty Images



Image caption

Pekerja asal Cina juga didatangkan ke negara-negara yang menerima investasi Cina, seperti di Honduras (dalam foto), dan Indonesia.

Selain soal tenaga kerja, pertemuan Jokowi dan Li memastikan tren peningkatan volume ekspor minyak kelapa sawit Indonesia ke Cina dari tahun ke tahun.

Pada 2016, ekspor minyak kelapa sawit Indonesia ke Cina mencapai 3,23 juta ton. Sementara tahun 2017, menurut catatan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia, volume itu meningkat 16% ke angka 3,73 juta ton.

"PM Li menyanggupi peningkatan eskpor tambahan minimal 500 ribu ton minyak kelapa sawit," kata Jokowi.

Li menyatakan akan memberikan arahan kepada bawahannya untuk melancarkan kesepakatan itu. Ia berkata, setiap tahun Cina mengonsumsi setidaknya lima juta ton minyak kelapa sawit.

"Ini untuk pertumbuhan dan peningkatan petani kecil di Indonesia," ujarnya.







Hak atas foto
BBC Indonesia



Image caption

Presiden Joko Widodo berjalan beriringan dengan Perdana Mentri Cina, Li Keqiang, di Istana Bogor, 7 Mei 2018.

Lebih dari itu Li mengatakan, Cina akan meningkatkan impor buah-buah tropis dari Indonesia, antara lain manggis, buah naga, termasuk kopi dan kakao.

Di sisi lain, Li mendorong pemerintah Indonesia mempertimbangkan kembali pembatasan impor jeruk Mandarin dari Cina.

"Kami berharap Indonesia meningkatkan impor jeruk mandarin. Kami yakin standar kualitas jeruk mandarin sesuai dengan Indonesia," kata Li.







Hak atas foto
BBC Indonesia



Image caption

Presiden Jokowi dan PM Cina, Li Keqiang, menanam bibit pohon kamper di pekarangan Istana Bogor.

Sebelum pembicaraan bilateral, keduanya melakukan seremoni penanaman pohon.

Li sempat menanyakan bibit pohon yang ditanamnya bersama Jokowi, "Apakah ini pohon yang spesial?"

Jokowi lantas menjelaskan singkat kepada Li dalam bahasa Inggris, "Ini adalah pohon kamper dari Kalimantan."

Suasana santai terlihat di antara keduanya dalam sesi penanaman bibit pohon itu. Usai menyerok tanah ke lubang pohon, mereka mengambil beberapa gayung air dari ember untuk menyiram bibit.

Saat Jokowi mengambilkan handuk untuk tamunya, Li justru mengajak Jokowi mengangkat ember dan menyiramkan semua air ke lubang bibit.







Hak atas foto
Feng Li - Pool/Getty Images



Image caption

Presiden Joko Widodo ketika bertemu PM Cina, Li Keqiang, di Beijing, 2015 lalu.

Li terpilih untuk kedua kalinya menjadi perdana menteri Cina, Maret lalu. Periode pertamanya memegang jabatan itu dimulai tahun 2013.

Ketika menjabat wakil perdana menteri Cina tahun 2008, Li pernah berkunjung ke Indonesia.

Kunjungan kenegaraan pejabat tinggi Cina sebelumnya terjadi pada Oktober 2013. Ketika itu Presiden Cina, Xi Jinping, bertemu dengan Presiden Indonesia keenam, Susilo Bambang Yudhoyono.

Xi juga datang ke Indonesia pada April 2015, namun bukan untuk pertemuan bilateral melainkan Konferensi Asia Afrika.



Source

No comments:

Post a Comment