Saturday, June 1, 2019

Sanggup tidak Kita Punya Utang? Coba Cek Tes Berikut

REPUBLIKA.CO.ID, Tawaran kredit sekarang ini boleh dibilang datang bertubi-tubi. Tidak hanya ditawarkan langsung oleh bank, tawaran yang datang dari SMS juga tidak kalah gencar. Tergiur? Boleh saja. Masalahnya, apa benar kita butuh dana segar seperti ini?

Perencana keuangan, Aidil Akbar, dalam blognya mengungkap jurus untuk menghadapi tawaran kredit macam ini. Dia pun mengutip pernyataan Dan Benson, seorang perencana keuangan dari Amerika Serikat dalam bukunya yang berjudul “12 Stupid Mistake People Make With Their Money” yang memberikan panduan, apakah kita sudah cukup atau berlebih atau bahkan kurang dalam memiliki kartu kredit atau dengan kata lain terperangkap utang.

Di dalam bukunya terdapat tes yang bisa kita lakukan untuk menjawab tujuh buah pertanyaan yang dapat mengetahui apakah kita sudah terperangkap utang. Coba cek pertanyaan berikut:

Apakah kita mengalami defisit alur kas setiap bulannya?

Defisit alur kas menunjukkan bahwa pengeluaran kita jauh lebih besar dibandingkan penghasilan kita yang artinya kita sebenarnya secara financial belum sanggup untuk membeli aset baru.

Apakah utang (konsumtif) melebihi dari lima persen penghasilan per bulannya?

Kelebihan utang konsumtif menunjukkan bahwa kita kurang berhati-hati dalam membelanjakan dana kita sehingga barang-barang yang kita beli sebenarnya belum perlu atau tidak perlu sama sekali.

Apakah selalu membayar tagihan kartu kredit dengan jumlah pembayaran minimal ?

Hal ini menunjukakn bahwa kita mulai memiliki masalah dalam mengelola utang sehingga karena arus kas kita yang defisit mengharuskan kita membayar utang kartu kredit dengan pembayaran minimal.

Apakah selalu membayar dengan kredit setiap pembelian barang-barang konsumtif atau yang nilainya menurun?

Bila ya, in mengungkapkan, sebenarnya kita belum mampu membeli barang tersebut. Kita memilih untuk memaksakan diri untuk memilikinya.

Apakah pernah menerima denda atau mendapat surat teguran perihal tagihan kredit?

Sama halnya dengan pertanyaan nomor 4, kita sedang mengalami masalah besar dalam mengelola utang.

Apakah Anda kesulitan menyisihkan sedikitnya 10 persen dari penghasilan kotor untuk tabungan dan investasi jangka panjang?

Bagaimana mungkin kita menyisihkan 10 persen dari dana untuk investasi jangka panjang apabila untuk menutupi kebutuhan bulanan saja kita masih defisit.

Apakah kita selalu resah dengan situasi keuangan?

Masalah keuangan selalui menghantui kita dan dapat mengakibatkan stres yang mendalam.

Menurut Akbar, jika seluruh jawaban itu adalah 'Ya', boleh dibilang kita sudah masuk dalam jeratan utang. ''Kita kemungkinan telah terjebak dalam sindrom “beli sekarang, bayar selamanya”,'' papar Akbar.

Selanjutnya, Akbar mengingatkan, kredit bukanlah suatu hal yang menakutkan dan harus dihindari apabila kredit tersebut adalah kredit produktif. Akan tetapi, kredit harus benar-benar dikelola atau direncanakan secara hati-hati agar tidak terjebak dalam belitan utang yang berkepanjangan.












Source

No comments:

Post a Comment